بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
وَالْعَصْرِ . إِنَّ الاِْنسَانَ لَفِي خُسْرٍ . إِلاّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ .
Maksudnya:
“Demi masa! Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian . Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, dan mereka pula berpesan-pesan dengan kebenaran serta berpesan-pesan dengan sabar”
Manusia tidak akan terlepas dari maksud “kerugian” seperti yang digambarkan dalam ayat di atas, selagi detik yang berlalu di dalam umurnya dipenuhi dengan maksiat dan kelalaian kepada Allah S.W.T. Bagi mengelakkan kerugian ini, maka seorang insan mestilah berusaha dengan bersungguh-sungguh untuk memenuhi tuntutan agamanya seperti yang telah diterangkan oleh ayat ini.
Adalah perlu diketahui bahawa amal-amal soleh sebagai ibadat kita kepada Allah S.W.T. terbahagi kepada tiga keadaan:
1- Amal soleh yang dinisbahkan kepada hati, seperti iman, ihsan, tawakkal dan lain-lainnya. Amal soleh sedemikian tidak dapat dilihat dan tidak dapat didengar, sebaliknya dapat diketahui.
2- Amal soleh yang dinisbahkan kepada lidah, seperti membaca al-Quran, berzikir, bersalawat, memberi nasihat dan lain-lain. Amal soleh ini tidak dapat dilihat tetapi dapat didengar dan diketahui.
3- Amal soleh yang dinisbahkan kepada perbuatan, seperti sembahyang, berzakat, menolong orang, berhaji dan sebagainya lagi. Amal soleh ini dapat dilihat dan diketahui.
Ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan amal soleh...
Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh, Maka bagi mereka surga tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang mereka kerjakan. (Q.S As Sajadah (32) :19)
….tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal soleh, mereka Itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang Tinggi (dalam syurga). (Q.S. Saba' (34) : 37)
….dan diserukan kepada mereka: "ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan." (Q.S. Al-A'raf (7) : 43)
….masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (Q.S. An-Nahl (16) : 32)
Dan Itulah syurga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. (Q.S. Adz-Zukhruf (43) : 72)
MASUK SYURGA KERANA RAHMAT ALLAH
1."Jikalau tidaklah karena nikmat Tuhanku pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret (ke neraka)" (Ash-Shaffaat: 57)
2.Dan kalau bukan karena karunia Allah dan Rahmat-Nya kepadamu (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar (QS. An Nur :20). Kalau bukan karena karunia Allah dan Rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak ada seorangpun di antara kamu bersih (dari perbuatan keji dan munkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki. (An Nur :21).
3.Jika Dia menghendaki, niscaya Dia akan memberi rahmat kepadamu, dan jika Dia menghendaki, pasti Dia akan mengazabmu (Al Isra’ : 54). Mereka mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya (Al Isra’ : 57).
4.Sungguh, jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami, pastilah kami menjadi orang-orang yang rugi (Al A’raf :149).
5.Katakanlah,”Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (ketentuan) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?”(Al Ahzab :17).
6.Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka (Taha :123).
7."... Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, Sebagai kurnia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Al Hujurat : 7-8)
8.Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa (Al Baqarah :2).
Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus (Al Baqarah :213).
Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan 7 tangkai, pada setiap tangkai ada 100 biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki (Al Baqarah :261).
Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki (Al Baqarah :272).
9.Dan jika ada kebajikan (sekecil zarah), niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberi pahala yang besar dari sisi-Nya (An Nisa’ : 40). Dan kalau bukan karena karunia Allah dan Rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu(An Nisa’ : 113).
10.Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan kurniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (Ali ’Imran :8).
Dia menentukan rahmat-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah memiliki kurnia yang besar (Ali ’Imran :74).
Dan sungguh, sekiranya kamu gugur di jalan Allah atau mati, sungguh, pastilah ampunan Allah dan rahmat-Nya lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan (Ali ’Imran :157).
11.Dia (Ibrahim) berkata.”Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat (Al Hijr : 56).
12.Dan jika Dia menghendaki, tentu Dia memberi petunjuk kamu semua (ke jalan yang benar) (An Nahl : 9).
13.Kemudian Kami telah memberikan kepada Musa Kitab (Taurat) untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, untuk menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman akan adanya pertemuan dengan Tuhannya (Al An’am :154).
14.Tuhan menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat, keridaan dan syurga, mereka memperoleh kesenangan yang kekal di dalamnya (At Taubah :21).
15.Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang kafir (Yusuf :87).
16.Maka tidaklah orang-orang yang beriman mengetahui bahwa sekiranya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya (Ar Ra’du :31).
17.Aduhai, benarlah kiranya Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya). Sekiranya Allah tidak melimpahkan karunia-Nya pada kita, tentu Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai, benarlah kiranya tidak akan beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah) (Al Qasas :82).
18.Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami (Al Kahfi :10).
19.Dan katakanlah (Muhammad),”Ya Tuhanku, berilah ampunan dan (berilah) rahmat, Engkau Pemberi rahmat yang terbaik (Al Mu’minun :118).
20.Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas (Ad Duha :5). Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk (Ad Duha :7).
21.Sesungguhnya Kamilah yang memberi petunjuk (Al Lail :12).
22.Bukankah Kami telah melapangkan dadamu. Dan Kamipun telah menurunkan bebanmu darimu (Al Insyirah :1-2).
23.Tunjukilah kami jalan yang lurus. Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahi nikmat kepadanya (Al Fatihah :6-7).
24.Dan Kami memudahkan bagimu ke jalan kemudahan (mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat) (Al A’la :8).
25.(Yaitu) bagi siapa di antara kamu yang menghendaki menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan seluruh alam (At Takwir :28-29).
26.Sungguh, (ayat-ayat) ini adalah peringatan, maka barangsiapa menghendaki (kebaikan bagi dirinya) tentu dia mengambil jalan menuju kepada Tuhannya. Tetapi kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali apabila dikehendaki Allah. Sungguh Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dia memasukkan siapa pun yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya (surga) (Al Insan :29-31).
27.Demikianlah kurnia Allah, yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memiliki kurnia yang besar (Al Jumu’ah :4).
28."Dan jikalau Rabbmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya.."(QS. Yunus:99)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra katanya: Rasulullah shollallahu ’alaihi wasallam pernah bersabda: ”Neraka berdebat dengan syurga, neraka berkata:’aku akan dimasuki oleh orang yang zalim dan takabur (sombong)’. Syurga pula berkata: ’aku akan dimasuki oleh orang lemah dan miskin’. Maka Allah Azza Wa Jalla berfirman kepada neraka:’kamu adalah siksaan-Ku. Aku akan menyiksa siapa saja yang Aku kehendaki melaluimu. Aku gunakan kamu untuk menimpakan bencana terhadap siapa saja yang Aku kehendaki’.
Allah berfirman pula kepada syurga:’kamu adalah rahmat-Ku. Aku akan berikan rahmat-Ku melalui kamu kepada siapa saja yang Aku kehendaki. Kedua-duanya dari kamu Aku akan isi hingga penuh.” (HR. Bukhari dan Muslim, kitab tentang surga, kenikmatan dan penghuninya no. 1651 halm. 509, Shahih Bukhari Muslim).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra: dari Rasulullah shollallahu ’alaihi wasallam Nabi bersabda: ”Amalan seseorang tidak akan dapat menyelamatkan diri masing-masing”. Seseorang bertanya: ”Walaupun engkau wahai Rasulullah?” Nabi menjawab: ”Ya! Walaupun aku tetapi Allah telah meliputi rahmat-Nya kepadaku. Tetapi kamu berusahalah bersungguh-sungguh!” (HR. Bukhari dan Muslim, kitab tentang syurga, kenikmatan dan penghuninya no. 1637 halm. 506, Shahih Bukhari Muslim).
"Tidak seorang pun di antara kalian akan masuk surga karena amal-amalnya. Para sahabat bertanya," Tidak pula engkau, wahai Rasullulah?" Beliau menjawab,"Tidak pula aku, kecuali Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku." (HR.Bukhari)
“Luruskanlah dirimu dan janganlah berlebih-lebihan, ketahuilah bahwa tiada seorangpun yang dapat selamat berdasarkan amalnya semata-mata, para sahabat bertanya, “Walaupun engkau sendiri ya, Rasulullah?" , beliau menjawab, “Demikian pula aku tidak dapat selamat kecuali bila Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas diriku”. (HR. lbnu Majah)
Hadits-hadits ini dapat dilihat pada buku MUKHTASHAR IBNU KATSIR TAFSIR JUZ 29.
Ibnu Abbas ra menuturkan bahwa Rasulullah ditanya tentang dosa-dosa besar. Beliau menjawab, ”Menyekutukan Allah, berputus asa dari rahmat Allah dan merasa aman dari siksa Allah.” (Hasan, diriwayatkan oleh Bazzar dalam kitab Kasyful Astar 106).
Abdurrazaq meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, dia menuturkan, ”Dosa besar yang paling besar adalah menyekutukan Allah, merasa aman dari makar Allah, berputus asa dari rahmat Allah dalam meraih cita-cita dan menyelesaikan permasalahan.” (Shahih, diriwayatkan oleh Abdurrazaq 19701, Ibnu Jarir 5/40, Thabrani dalam kitab Al Kabir 8784).
Kalau begitu apa fungsinya mizan? Mizan itu fungsinya hanya sebatas untuk menunjukkan berat mana amal perbuatan seseorang antara amal baik dan buruknya, bukan penentu masuk syurga atau neraka. Boleh juga orang yang amal baiknya banyak terus dimasukkan ke neraka.
Mereka itu adalah orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan mereka dan (tidak percaya) terhadap pertemuan dengan-Nya. Maka sia-sia amal mereka, dan Kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari kiamat.(Al Kahfi: 105).
Tetapi boleh juga orang yang amalnya sedikit tetapi dimasukkan ke surga.
Dan jika ada kebajikan (sekecil zarah), niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberi pahala yang besar dari sisi-Nya (An Nisa’ : 40).
Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan 7 tangkai, pada setiap tangkai ada 100 biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki (Al Baqarah :261).
Memang di dalam Al Qur’an Surat Al Qari’ah ayat 6-9 yang menunjukkan bahwa orang yang berat timbangan amal baiknya akan dimasukkan ke dalam syurga dan yang ringan akan dimasukkan ke neraka.
Boleh dijadikan pelajaran juga tentang kisah seorang pelacur yang mati lalu dimasukkan ke syurga hanya karena memberi minum anjing. Selain itu, ada juga kisah seorang pembunuh dari kalangan Bani Israil yang telah membunuh belasan orang yang lalu mati kemudian Allah memberikan rahmat-Nya lalu dimasukkan syurga. Ada sebuah kisah lagi tentang orang yang suka memberi pinjaman hutang, padahal di dalam dirinya tidak dijumpai sedikitpun amal kebaikan kecuali hanya itu saja, lalu Allah memasukkannya ke dalam syurga. Jika amal ibadahnya ditimbang, berat yang mana??
Bukankah jika Allah ingin menghendaki melipatgandakan amal kebaikan seseorang yang mulanya hanya sebesar biji sawi menjadi sangat banyak itu adalah urusan Allah. Allah memberikan syurga kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan memberikan neraka kepada siapa yang Dia kehendaki.
Jika Dia menghendaki, niscaya Dia akan memberi rahmat kepadamu, dan jika Dia menghendaki, pasti Dia akan mengazabmu (Al Isra’ : 54).
Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki.(Al Baqarah :284).
Katakanlah (Muhammad),”Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapapun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapapun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapapun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapapun yang Engkau kehendaki.(Ali ’Imran :26).
Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. (Ali ’Imran :129).
Dia (Allah) mengazab siapa yang Dia kehendaki dan memberi rahmat kepada siapa yang Dia kehendaki.(Al ’Ankabut :21).
Walaupun semuanya itu atas kehendak Allah, kita tetap diwajibkan berusaha sekuat tenaga untu melakukan amal ibadah.
Allah memberi balasan kepada setiap orang terhadap apa yang dia usahakan. (Ibrahim: 51)
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri (Ar Ra’du :11).
Dia mendapat pahala dari kebajikan yang dikerjakannya dan dia mendapat siksa dari kejahatan yang diperbuatnya. (Al Baqarah: 286)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra: dari Rasulullah shollallahu ’alaihi wasallam Nabi bersabda: ”...Tetapi kamu berusahalah bersungguh-sungguh!” (HR. Bukhari dan Muslim, kitab tentang syurga, kenikmatan dan penghuninya no. 1637 halm. 506, Shahih Bukhari Muslim).
Memang di dalam ayat Al Qur’an banyak yang menyebutkan bahwa seseorang akan dibalas sesuai amal yang telah dikerjakan selama hidup di dunia. Itu menunjukkan bahwa kita harus beribadah sebanyak-banyaknya sebagai ucapan rasa syukur kita kepada Allah yang telah banyak memberikan nikmat, hidayah, maupun rahmat-Nya kepada kita. Bukankah jika kita mensyukuri nikmat-Nya maka Allah akan menambah nikmat-Nya.
Nabi Muhammad saja yang amal ibadahnya sangat banyak tidak berani mengandaikan amalnya saja untuk boleh masuk syurga apalagi kita yang ibadahnya sedikit. Bukankah seseorang itu boleh masuk islam dan beriman karena hidayah (rahmat) yang diberikan oleh Allah.
Bukankah seseorang mengetahui petunjuk-petunjuk kehidupan karena Allah telah menurunkan Al Qur’an dan telah mengutus Rasul-rasul-Nya. Lalu bagaimanakah jika Allah tidak menurunkan Al Qur’an dan juga tidak mengutus Rasul-Rasul-Nya? Apakah kita boleh membedakan mana yang baik dan mana yang buruk?
Bukankah seseorang itu boleh beribadah dengan baik jika Allah memberikan nikmat kesehatan. Lalu bagaimana jika kita sakit, apakah kita boleh beribadah dengan baik? Bukankah seseorang itu boleh membaca Al Qur’an karena Allah telah memberikan mata dan lidah kepada kita. Lalu bagaimana jika Allah tidak memberikan mata dan lidah kepada kita, apakah kita masih boleh membacanya?
Bukankah Allah telah memberikan kita rezeki sehingga kita boleh bersedekah. Lalu bagaimana jika tidak diberi rezeki, apakah kita masih boleh beramal sedekah? Bukankah jika seseorang melakukan kebaikan sekecil apapun maka Allah akan melipatgandakannya berkali-kali lipat. Bukankah itu salah satu bukti rahmat Allah. Lalu bagaimanakah jika Allah tidak melipatgandakan amal kebaikan seseorang, apakah sudah merasa mampu mengimbangi amal buruknya?
KESIMPULAN
Allah memberikan banyak nikmat (rahmat)-Nya kepada kita. Sebagai mewujudkan rasa syukur terhadap Allah maka kita harus banyak melakukan amal ibadah. Jika kita banyak bersyukur maka Allah akan menambah nikmat (rahmat)-Nya lagi.
Jadi, kita masuk surga karena amal ibadah kita atau karena rahmat dan karunia dari Allah?
Jadi kesimpulannya, Jika dikatakan kita masuk syurga karena rahmat (nikmat) Allah adalah benar. Tapi jika dikatakan kita masuk surga BUKAN karena amal sholeh yang kita lakukan adalah salah. Amal sholeh adalah penyebab langsung sedangkan nikmat Allah adalah penyebab tidak langsung. Bukankah kita boleh beramal sholeh juga karena nikmat Allah berupa iman, Islam, nikmat kehidupan dan kesehatan?
Apakah kita masih berani menjawab karena amal ibadah kita? Apakah kita tidak takut dengan firman Allah yang berbunyi:”Barangsiapa bersyukur kepada-Ku niscaya akan Aku tambah nikmat-Ku kepadamu, tetapi barangsiapa mengingkarinya sungguh azab Allah sangatlah pedih”.
Bagaimana akan mendapat rahmat dan kasih sayang Allah, jika kita tidak melakukan amal soleh? Memang kita masuk syurga dengan rahmat Allah, tapi bagaimana kita akan mendapat rahmat itu, ini yang perlu kita jaga perhatikan dan beramal. Segala kisah teladan yang dipaparkan adalah mereka-mereka yang bernasib baik, terpilih dengan rahmatNya juga, walaupun selama dalam hidup mereka melakukan kemungkaran, tapi adakah kita ini terpilih oleh Allah untuk jadi seperti mereka?
Sebab itu beramal soleh juga sebagai tanda syukur atas nikmat yang Allah kurniakan kepada kita. Seperti, orang berbudi kita berbahasa, orang memberi kita merasa, Allah sudah memberikan kita berbagai nikmat,maka kita syukuri dengan melakukan lebih banyak kebaikkan dan amal soleh. Jiwa kita akan tenang dan lapang.
Hakikatnya segala kebaikkan yang kita buat tidak medatangkan apa-apa kelebihan kepada Allah dan kejahatan yang kita buat tidak mendatang kerugian kepada Allah. Semuanya kembali kepada kita....
Wallahu a’lam.
Impianku menjadi isteri solehah
Selepas Allah dan RasulNYA,
Cinta, Kasih dan Sayangku hanya pada zaujku .
No comments:
Post a Comment