Ummi bawakan satu kisah di dalam masyarakat hari ini yang sering mengeluh akan nasib diri dan bertanya kepada Allah, kenapa ianya terjadi kepada mereka. Jom kita baca, sebab perkara ini sering berlaku di dalam masyarakat hari ini.
Kita ikuti masalahnya:
Saya seorang lelaki , berumur 29 tahun. Saya baru berkahwin dalam 8 bulan. Sebelum berkahwin, rezeki dan kehidupan saya memang amat baik. Dan demi menjaga/menolong agama Allah, saya berkahwin untuk mengelakkan maksiat. Sehingga kan sebelum akad, saya pasang niat sedemikian. Walaubagaimanapun, kehidupan sya berubah. malang bertimpa. Rezeki biasa-biasa ajer. Saya mula berfikir2, dimana janji-janji tuhan yang berfirman sesiapa yang menolong agama Allah, Allah pasti menolong hambanya. Dari satu hari ke satu hari saya bersabar..tapi tiada perubahan....
Saya membandingkan dengan pasangan yang sesama agama. Saya tahu mereka tidak solat, tidak pergi solat jumaat, tidak mengaji, tidak hadir kuliah agama dll tetapi saya yang lakukan solat 5 waktu, puasa, mengaji, tetapi mengapa saya tidak dianugerahkan nikmat yang lebih..Mengapa ini terjadi....
Kesabaran saya yang ada sekarang ini tidak tahu sampai biler boleh bertahan...saya khuatir pada satu hari nanti saya hanya menjadi sorang yang beragama Islam dan percaya kepada tuhan tetapi 'langgar' semua peraturan hidup...Dan jika ini terjadi adakah saya yang bersalah? Doa telah dipohon, usaha telah dilakukan...
Sekian, terima kasih.
Nasihat yang diberikan :
1. Pertamanya, jangan bandingkan kebahagian kita dengan orang lain. Orang lain ada kelebihan rezeki, dia juga ada masalah yang kita tidak tahu.
2. Jika kita selalu membanding kebahagiaan dengan orang lain, nanti kita kurang bersyukur pada Allah.
3. Kadang kala, kita tak perasan Allah berikan nikmat lain kepada kita. Ini kerana fokus kita, hanya memikirkan kesusahan. Kita lupa, Allah berikan kesihatan, isteri yang baik, fikiran yang waras. Jika kita fokus pada perkara yang kita tidak dapat, maka kita akan sentiasa mengeluh nanti.
4. Amalkan ayat
“Hasbiyallah wa nik mal wakil, nik mal maula wa nikman nasir”
Amalkan ayat ini agar Allah sentiasa membantu kita.
Firman Allah Ta’ala :
“Dan hanya kepada Allah hendaklah kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.”
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka karenanya, serta hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”
“Wahai Nabi, cukuplah Allah bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu.”
“… Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan nya…”
Al-Bukhari dan An-Nasa’i meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, katanya:
“Cukuplah Allah bagi kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.”
Kalimat ini diucapkan Ibrahim ‘Alaihissalam ketika dicampakkan ke dalam api, dan diucapkan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ketika mereka berkata kepadanya: “Sesungguhnya orang-orang telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka. Tetapi perkataan itu malah menambah keimanan mereka…”
Pengajaran ayat ini:
# Tawakkal termasuk kewajiban.
# Tawakkal termasuk syarat-syarat iman.
# Tafsiran ayat dalam surah Al-Anfal. Ayat ini menunjukkan bahwa tawakkal kepada Allah merupakan sifat orang-orang yang beriman kepada Allah; dan menunjukkan bahwa iman dapat bertambah dan dapat pula berkurang.
# Tafsiran ayat dalam surah Al-Anfal. Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kepada Nabi dan orang-orang yang beriman yang mengikutinya supaya bertawakkal kepada Allah, karena Allah-lah yang akan mencukupi keperluan mereka.
# Tafsiran ayat dalam surah At-Thalaq. Ayat ini menunjukkan kewajiban bertawakkal kepada Allah dan pahala bagi orang yang mengamalkannya.
# Kalimat “Hasbunallah wa Ni’mal Wakil” mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena telah diucapkan oleh Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ketika dalam situasi yang sulit sekali.
Semoga menjadi panduan dan iktibar kepada kita. Sesungguhnya segala apa yang kita lakukan jika semata-mata kerana Allah, kita tidak bertanya dan membandingkan takdir kita dengan takdir orang lain.
Impianku menjadi isteri solehah,
selepas Allah dan RasulNYA,
cinta kasih sayang adalah untuk zaujku.
0 comments:
Post a Comment