بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَبِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَبِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
"…………Sesungguhnya Allah mengasihi orang2 yang banyak bertaubat dan mengasihi orang2 yang mensucikan diri." (Al-Baqarah : 222)
Allah tidak pernah mencabut sesuatu dari kita kecuali dia menggantinya dengan yang lebih baik. Tetapi, itu apabila kita bersabar dan tetap redha dengan segala ketetapan-Nya.
“Barangsiapa Ku ambil dua kekasihnya (matanya) tetap bersabar, maka Aku akan mengganti kedua (mata)nya itu dengan syurga.” (Al-Hadits)
“Barangsiapa Ku ambil orang yang dicintainya didunia dan tetap mengharapkan redha(Ku), niscaya Allah akan menggantinya dengan syurga.” (Al-Hadits)
Yakni, barangsiapa kehilangan anaknya dan tetap berusaha untuk bersabar, maka di alam keabadian kelak akan dibangunkan untuknya sebuah Baitul Hamd (Istana Pujaan).
Maka kita tak usah terlalu bersedih dengan musibah yang menimpa , sebab yang menentukan semua itu memiliki syurga, balasan, pengganti dan ganjaran yang besar.
Para waliyullah yang pernah ditimpa musibah, ujian dan cobaan akan mendapatkan penghormatan yang agung disyurga Firdaus. Itu tersirat di dalam firman-Nya,
“Selamat atasmu karena kesabaranmu, Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar-Ra’d: 24)
Betapapun, kita harus selalu melihat dan yakin bahwa dibalik musibah terdapat ganti dan balasan dari Allah yang akan selalu berujung pada kebaikan kita. Dengan begitu, kita akan termasuk,
“Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 157)
Ini merupakan ucapan selamat bagi orang-orang yang mendapat musibah dan khabar gembira bagi orang-orang yang mendapat bencana.
Umur dunia ini sangat pendek dan gudang kenikmatannya pun sangat miskin. Adapun akhirat lebih baik dan kekal. Sehingga, barangsiapa di dunia mendapat musibah, ia akan mendapat kesenangan di akhirat kelak; dan barangsiapa hidup sengsara di dunia, ia akan hidup bahagia di akhirat. Lain halnya dengan mereka yang memang lebih mencintai dunia, hanya mendambakan kenikmatan dunia saja dan lebih senang pada keindahan dunia.
Hati mereka akan selalu gundah gulana; cemas tidak mendapatkan kenikmatan dunia dan takut tidak nyaman hidupnya di dunia. Mereka ini hanya menginginkan kenikmatan dunia saja, sehingga mereka selalu memandang musibah sebagai petaka besar yang meruntuhkankan. Mereka akan memandang setiap cubaan sebagai suatu yang gelap gulita selamanya. Ini adalah karena mereka selalu memandang kearah bawah telapak kakinya dan hanya mengagungkan dunia yang sangat fana dan tak berharga ini.
Wahai orang-orang yang tertimpa musibah; sesungguhnya tak ada sesuatu pun yang hilang dari kalian. Kalian justeru beruntung, karena Allah selalu menurunkan sesuatu kepada para hamba-Nya dengan “surat ketetapan” yang disela-sela huruf kalimatnya terdapat suatu kelembutan, empati, pahala, ada balasan, dan juga pilihan. Maka dari itu, siapa saja yang tertimpa musibah yang hebat, ia harus menghadapinya dengan sabar, mata yang jernih dan pola pikiran yang panjang. Dengan begitu, ia akan menyaksikan bahawa manis dari musibah itu adalah:
”Lalu diadakan diantara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan disebelah luarnya dari situ ada siksa.” (QS. Al-Hadid: 13)
Dan sesungguhnya apa yang ada disisi Allah itu lebih baik, lebih abadi. lebih utama, dan lebih mulia.[]
DR. 'Aidh Al-Qarni.
Impianku menjadi isteri solehah,
selepas Allah dan RasulNYA,
cinta kasih sayang adalah untuk zaujku.
0 comments:
Post a Comment