BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sunday 16 May 2010

Siapa yang akan merubah?

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


بِأَنَّ اللّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِّعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى ذَلِكَ

يغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمْ وَأَنَّ اللّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Al-Anfal [8:53

(Balasan) yang demikian itu, ialah kerana sesungguhnya Allah tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dikurniakanNya kepada sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri dan (ingatlah) sesungguhnya Allah Maha mendengar, lagi Maha Mengetahui


إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ Ar-Ra'd [13:11]

Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri dan apabila Allah menghendaki untuk menimpakan kepada sesuatu kaum bala bencana (disebabkan kesalahan mereka sendiri), maka tiada sesiapapun yang dapat menolak atau menahan apa yang ditetapkanNya itu dan tidak ada sesiapapun yang dapat menolong dan melindungi mereka selain daripadaNya

. من رأي منكم منكرا فاليغيره بيده ….

Sesiapa dikalangan kamu yang melihat kemungkaran maka hendaklah diubahnya dengan tangannya….


Segala puji bagi Allah yg telah memuliaakan orang-orang yang taat dan menghinakan orang-orang yang maksiatm Dia-lah Tuhan yg Maha mulia dan Maha bijaksana. Dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah yg telah menurunkan kitab yg jelas dan mengutus Rasul-Nya kepada kita.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW utusan Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam. Allah berfirman di dalam Al-Qur’an,




إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ Ar-Ra'd [13:11]


“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka mau merubah diri mereka sendiri.”

Dulu ketika umat islam masih berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah Nabi, aqidah mereka masih bersih, perbuatan dan akhlaknya masih terjaga, norma-norma agama masih terjunjung tinggi, ketika itulah Allah eratkan tali persaudaraan mereka Allah muliakan mereka sehingga mereka dihormati dan ditakuti musuh pada saat itulah mereka mampu menguasai dunia .

Keadaan ini sangat jauh berbeza dgn kaum muslimin sekarang, aqidah mereka sudah tercemar, akhlak dan perbuatan mereka rosak terhadap urusan agama dan dunianya.

“Tiadalah Allah telah menzalimi mereka akan tetapi merekalah yg telah menzalimi diri mereka.”

Penyebabnya adlah tidak lain kerana umat islam berpaling dari kitab Allah serta menyeleweng dari petunjuk Rasulullah lalu menjadikan hawa nafsu sebagai tuhan yg mereka anut dan patuh di bawah perintahnya. Tidak hanya sampai di situ mereka juga mahu ditipu oleh kebudayaan. Semua kemajuan palsu dgn dalil “ini adlah modern” sehingga budaya serba boleh dianggap kemerdekaan mereka tidak mau lagi diatur oleh norma agama lalu mencampakkannya dianggap kemajuan.

Maka tidak heranlah kalau Allah marah lalu Ia turunkan azabnya berupa musibah yg melanda kaum muslimin atau Allah kirmkan musuh utk menyerang mereka kalau tidak Allah jadikan bagi mereka pemimpin yg zhalim sehingga mereka selalu hidup dalam penderitaan.

“Berikanlah peringatan kepada orang-orang yg selalu menyalahi perintah Allah bahwa Allah akan timpakan kepada mereka fitnah atau Allah siksa mereka dgn siksaan yg sangat pedih.”

Sungguh kita telah merasakan bagaimana getirnya penderitaan akibat musibah fitnah dan huru hara yg menimpa kaum muslimin. Bagaimana pahitnya kehinaan akibat dari pepecahan dan pertentangan sehinagga dgn mudahya musuh memecahbelah kaum muslimin lalu menyerang kita dari dalam.

Ini semua tidak lain adlah buah dari ketidak istiqomahan kita dalam melaksanakan agama. Akibat dari penyelewengan kita dari jalan yg lurus jalan yg telah digariskan Allah Tuhan yg menguasai langit dan bumi. Maka hanya Allah-lah tempat kembalinya semua perkara.

Walaupun demikian kita belum juga sedar dari lalai. Kita belum juga bangun dari tidur kita. Kita tidak kesal dgn musibah yg menimp,a tidak mahu mengambil pelajaran dari kejadian -kejadian disekitar kita. Maka jika kita masih punya pendengaranm penglelihatan dan hati maka kesedihan dan penderitaan itu akan membangunkan kita dari lena yang panjang.

Agama Islam adlah aqidah yg bersih, ibadah yg benar, hubungan yg baik dan harmonis, akhlaq yg mulia dan adil. Lalu sudah benarkah akidah kita, sudah luruskah ibadah kita, sudah muliakah akhlak kita ? Sudah sesuaikah perbuatan dan keadaan kita dgn tuntunan agama? Ataukah kita masih jauh dari tuntunan agama dan melencong darinnya.

Apakah dikatakan berislam orang yg masih suka berbohong, berkhianat, sombong dan menyalahgunakan amanat? . Apakah dikatakan berislam orang yg menyengsarakan anak-isterinya atau ia durhaka kepada orangtuanya lalu ia memutus tali silaturahim dan selalu menyakiti tetangganya?

Apakah dikatakan seorang muslim orang yg tidak tergerak hatinya utk membantu saudaranya yanng miskin, anak-aanak yatim dan orang yg tertimpa musibah?

Tentulah semua itu tidak sesuai dgn tuntunan Islam dan tidak lah baik bagi seorang muslim utk bersikap seperti itu.

Allah berfirman di dalam Al-qur’an “Sembahlah Allah dan janganlah menyekutukannya dgn sesuatu dan berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu.”

Sabda Rasulullah SAW “Seorang muslinm yg baik adlah orang yg tidak menyakiti tetangganya baik melalui tangan ataupun lidahnya.”

Maka kerosakan akhlaq dan moral bukanlah ciri masyarakat yg berdasarkan kepada Al-Qur’an dan sunnah Rasul akan tetapi itu adlah ciri dari tercampaknya ajaran agama dari masyarakat tersebut. Maka yakinlah tidak ada yg menyampaikan kita kepada kemulian dan kebahagiaan kecuali hanya dgn Islam .Karena islam membebaskan manusia dari kekuatiran penderitaan yg akan dialami manusia baik di dunia dan akhirat.

“Barang siapa mencari selain Islam sebagai agama maka tidak akan diterima amal perbuatannya dan di akhirat kelak termasuk orang-orang yg merugi.”

Rasululah bersabda “Berhati-hatilah agar jangan engkau terjatuh dalam perbuatan yg haram maka engkau termasuk orang yg paling abid diantara manusia. Redhalah dgn apa yg Allah kurniakan kepadamu maka engkau termasuk orang yg paling kaya dan berbuat baiklah terhadap tetnggamu maka engkau termasuk orang yg beriman dan cintailah orang lain seperti engkau mencintai dirimu sendiri maka engkau termasuk orang yg selamat” .

Tidak ada yg boleh membebaskan umat ini dari berbagai kesulitan dan kemelut ini kecuali dgn sama -sama kita memperbaiki hati kita menanamkan azam ke dalam sanubari kita. Keteguhan untuk istiqomah dalam berbuat amal sholeh yaitu dgn kembali melaksanakan perintah-perintah agama dan menghidupkan sunah Rasul.

Sabda Rasulullah SAW “Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara jika kalian berpegang teguh kepadanya sekali-kali kalian tidak akan tersesat kitabullah dan sunnah Rasulullah.”


" Demi masa, sesungguhnya manusia ini adalah di dalam kerugian., Melainkan orang-orang yang beriman dan beramal soleh, berpesan-pesan dengan kebenaran dan berpesan-pesan dengan kesabaran."


Punca masalah adalah manusia itu sendiri yang berpenyakit. Maka rawatannya ialah dengan merawat penyakit yang ada di dalam diri manusia. Penyakit keimanan, penyakit perasaan tidak mahu kepada Islam, perasaan tidak takut kepada Allah, tiada perasaan berhutang budi kepada Allah, tiada perasaan untuk berterima kasih kepada Allah.

Nafsu ammarah telah mengotori cermin jauhari diri manusia. Allah telah nyatakan; apapun masalah yang menimpa manusia maka puncanya adalah kekotoran yang berada di dalam diri manusia.

Ketika nabi datang dipermulaan Islam, Jahiliah menguasai alam, jahiliyyah aqidah, jahiliah akhlak, jahiliah sistem, jahiliah neraca nilai, budaya dan adab resam. Nabi telah dipandu oleh Manhaj Rabbani dengan merubah manusia. Nabi telah berjaya. Apakah ijtihad kita lebih hebat daripada Allah sehinggakan kita meninggalkan manhaj yang telah berjaya ini dengan mencuba manhaj baru yang kita tidak yakin. Na`uzubillah min zalik.

Islam mempunyai manhaj sendiri dalam meggerakkan proses perubahan. Lantaran itu reality jahiliyyah hari ini bukan asas ijtihad yang mewajibkan kita melakkan perubahan hanya menggunakan cara jahiliyyah itu sendiri.


Dakwah Islam adalah amal soleh. Amal soleh adalah ibadah dan ibadah tidak sah kecuali dengan syarat niat yang ikhlas dan cara yang mengikut syarak. Berdakwah mengikut syarak ialah dengan mengikut sunnatullah dan sunnaturrasul.

Dakwah nabi secara berjamaah bagai bangunan yang tersusun rapi, ada matlamat jauh, ada matlamat dekat, ada strategi, ada fasa, setiap fasa ada agenda tersendiri, setiap fasa gerakan menjadi asas fasa berikutnya, setiap aktiviti berasaskan keizinan Allah, izin dan taklif Allah sentiasa meraikan kemampuan jamaah nabi (realiti kemampuan manusia) untuk melaksakannya dan Allah tidak mentaklifkan umat Islam dengan sesuatu taklif jika umat mereka belum mampu dan belum bersedia.

Memang kita wajib melaksanakan Islam keseluruhannya, tetapi sebahagian sistem Islam menuntut kita memiliki kekuasaan dan pemerintahan jadi kita perlu memiliki kekuasaan itu. Cara nabi beramal dan berkerja untuk mendapat kekuasaan adalah cara dakwah yang wajib dicontohi. Oleh itu sebelum kita berijtihad menggunakan idea kita kita wajib mengkaji bagaimana Allah menggerakkan proses perubahan dizaman nabi selama 23 tahun dan memahami seluruh aspek agenda perubahan tersebut. Imam Syahid Hassan al-Banna telah berijtihad. Marilah kita belajar daripada madrasahnya sehingga kita sampai darjat ijtihad lepastu BERIJTIHADLAH.






Impianku menjadi isteri solehah, 
selepas Allah dan RasulNYA, 
cinta kasih sayang adalah untuk zaujku.

1 comments:

insidewinme said...

Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kita perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu